Lovaphobia ; Kumpulan Puisi Tentang Mencintai Diam-Diam
alisakit.com - Kali ini ada beberapa puisi saya yang saya buat waktu masih jomblo dan sedang mengejar seseorang yang (waktu itu) sangat saya cintai. Berlembar-lembar puisi tentangnya pun tercipta. Berikut ini saya coba memosting beberapa puisi dari kisah seseorang yang mencintai secara diam-diam.
Satu Kecup Romansa
Ijinkan aku bernostalgia dalam khayal
Kembali menyiram rindu yang meranggas
Berkompromi dengan waktu yang ganas
Sebab begitu menggoda geliatnya
Memaksa sesekali bersenandung
Bila boleh harmoni itu tercipta
Duduk sendiri di tungku perapian
Yang pernah menghangatkan malam kita
Mengisi gelas kesendirian yang tersaji
Bila boleh, kuharap siluetmu padamkan bara rindu
Yang tajam menusuk-nusuk kalbu
Meski bukan empat dimensi yang menyapa
Kurasa cukup untuk satu kecupan romansa
Aku sadar, aku tak pernah bisa benar-benar berada di pelukmu.
Tapi setidaknya, biarkan aku tetap mengingatmu,
seperti dingin yang diciptakan salju pada air yang menjadikannya beku.
Dengan atau tanpamu, aku berusaha untuk sekuat tenaga bertahan.
Entah dari riak telaga atau gerah senja.
Keadaan yang sederhana,
tapi aku yang membuatnya rumit.
Dengan derasnya deru masalah yang menimpaku,
setidaknya aku telah belajar untuk tetap berdiri di lengan hari.
Aku masih tetap mencintaimu diam-diam,
tak peduli kau ada untukku atau untuknya.
Aku Kamu
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku cinta"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku sayang"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku sakit"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku perih"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku hampa"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku tangis"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku tawa"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku kamu"
Betapa Ingin
Betapa ingin aku menjadi bagian darimu
Bolehkan aku menawarkan sebongkah hatiku?
Untukmu
Hari ini, ketika hatimu disergap pilu
Dan lagi-lagi harus terluka
Betapa ingin aku menjadi penawar sakitmu
Bolehkan kusajikan kasih?
Untukmu
Hari ini, ketika jiwamu terasa pedih
Dan lagi-lagi duduk di sandaranku
Betapa ingin aku menjadi kekuatan untukmu
Bolehkan kutawarkan kisah baru?
Untukmu
Hari ini, ketika wajahmu murung dirundung pilu
Dan lagi-lagi menyita hadirku
Betapa ingin aku membasuh lukamu
Bolehkan aku meminta kesempatan?
Padamu
Mewujudkan cinta empat tahun
Yang kujaga dan kutata rapi peraduan hati
Sengaja kusiapkan setiap hari
Supaya tak kecewa
Saat kau putuskan singgah di dalamnya
Dan, Bolehkah aku menawarkan rumah baru?
Untukmu berteduh dan mencari perlindungan
Lalu tak perlu ada lagi lukaku lukamu
Kapan saja kau bisa membukanya
Kuncinya telah kuberikan untukmu
Jiwa Terpidana
Kembali senyum terkatupkan
Pada batas ketidakmampuan
Untuk menepis mega berarak
Dalam getar nurani dan debar diri
Seiramanya ilusi mimpi
Kukutuk hasrat memaksa
di rapuhnya rasa
di robohnya asa
di kebodohan akan cinta
Pada jiwa terpidana
Kusiapkan Peraduan Untukmu
Mungkin suatu saat nanti ketika aku melihat kembali kilau warna-warni pelangi di ujung hujan yang menyiratkan pesona wajahmu di hatiku, lalu membias mesra ulur tanganmu menarikku, aku akan kembali menyiapkan peraduan untukmu di hatiku. Kusiapkan juga antologi bersampul wangi yang berisi cerita paras elokmu. Lalu kita baca bersama di kaki senja.
-w-
LovaPhobia
Kumpulan Puisi yang Mencintaimu Diam-Diam
Satu Kecup Romansa
Ijinkan aku bernostalgia dalam khayal
Kembali menyiram rindu yang meranggas
Berkompromi dengan waktu yang ganas
Sebab begitu menggoda geliatnya
Memaksa sesekali bersenandung
Bila boleh harmoni itu tercipta
Duduk sendiri di tungku perapian
Yang pernah menghangatkan malam kita
Mengisi gelas kesendirian yang tersaji
Bila boleh, kuharap siluetmu padamkan bara rindu
Yang tajam menusuk-nusuk kalbu
Meski bukan empat dimensi yang menyapa
Kurasa cukup untuk satu kecupan romansa
***
Proyek Kesetiaan
Ketika langkahmu rapuh, berpulanglah
Aku tak pernah jauh
Selalu menanti di tempat yang sama
Menunduk penuh harap
Lambai dan ulur tanganmu
***
Ijinkan Aku Mengingatmu
Aku sadar, aku tak pernah bisa benar-benar berada di pelukmu.
Tapi setidaknya, biarkan aku tetap mengingatmu,
seperti dingin yang diciptakan salju pada air yang menjadikannya beku.
Dengan atau tanpamu, aku berusaha untuk sekuat tenaga bertahan.
Entah dari riak telaga atau gerah senja.
Keadaan yang sederhana,
tapi aku yang membuatnya rumit.
Dengan derasnya deru masalah yang menimpaku,
setidaknya aku telah belajar untuk tetap berdiri di lengan hari.
Aku masih tetap mencintaimu diam-diam,
tak peduli kau ada untukku atau untuknya.
***
Aku Kamu
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku cinta"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku sayang"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku sakit"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku perih"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku hampa"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku tangis"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku tawa"
aku melihat kamu dalam mimpi
kamu bilang "aku kamu"
***
Betapa Ingin
Betapa ingin aku menjadi bagian darimu
Bolehkan aku menawarkan sebongkah hatiku?
Untukmu
Hari ini, ketika hatimu disergap pilu
Dan lagi-lagi harus terluka
Betapa ingin aku menjadi penawar sakitmu
Bolehkan kusajikan kasih?
Untukmu
Hari ini, ketika jiwamu terasa pedih
Dan lagi-lagi duduk di sandaranku
Betapa ingin aku menjadi kekuatan untukmu
Bolehkan kutawarkan kisah baru?
Untukmu
Hari ini, ketika wajahmu murung dirundung pilu
Dan lagi-lagi menyita hadirku
Betapa ingin aku membasuh lukamu
Bolehkan aku meminta kesempatan?
Padamu
Mewujudkan cinta empat tahun
Yang kujaga dan kutata rapi peraduan hati
Sengaja kusiapkan setiap hari
Supaya tak kecewa
Saat kau putuskan singgah di dalamnya
Dan, Bolehkah aku menawarkan rumah baru?
Untukmu berteduh dan mencari perlindungan
Lalu tak perlu ada lagi lukaku lukamu
Kapan saja kau bisa membukanya
Kuncinya telah kuberikan untukmu
***
Jiwa Terpidana
Kembali senyum terkatupkan
Pada batas ketidakmampuan
Untuk menepis mega berarak
Dalam getar nurani dan debar diri
Seiramanya ilusi mimpi
Kukutuk hasrat memaksa
di rapuhnya rasa
di robohnya asa
di kebodohan akan cinta
Pada jiwa terpidana
***
Kusiapkan Peraduan Untukmu
Mungkin suatu saat nanti ketika aku melihat kembali kilau warna-warni pelangi di ujung hujan yang menyiratkan pesona wajahmu di hatiku, lalu membias mesra ulur tanganmu menarikku, aku akan kembali menyiapkan peraduan untukmu di hatiku. Kusiapkan juga antologi bersampul wangi yang berisi cerita paras elokmu. Lalu kita baca bersama di kaki senja.
-w-
Tidak ada komentar: